Selamat datang Di Blog Si keceng

sebuah kata yang akan terukir
ternyata setelah aq berpir bisa untuk membuat blog akhirnya aq bisa

maka jgnlah kamu berpikir tidak bisa dulu niscaya kamu akan tidak bisa.....sepakat toooh

Kamis, 15 Juli 2010

PERAMALAN EPIDEMI PENYAKIT BULAI PADA JAGUNG

PERAMALAN EPIDEMI PENYAKIT BULAI PADA JAGUNG

Bulai jagung, Penyebab penyakit ini adalah Peronosclerospora maydis, penyakit bulai dapat menimbulkan gejala sistemik yang meluas ke seluruh badan tanaman serta dapat menimbulkan gejala lokal (setempat). Hal ini tergantung dari meluasnya jamur penyebab penyakit tersebut ke dalam tubuh tanaman yang terinfeksi. Gejala sistemik hanya terjadi bila jamur dari daun yang terinfeksi dapat mencapai titik tumbuh sehingga dapat menginfeksi semua daun yang dibentuk oleh titik tumbuh tersebut.

Suatu penyakit untuk dapat menjadi penting pada suatu lahan, dan terutama supaya penyakit tersebut dapat menyebar pada areal yang luas dan berkembang menjadi epidemi yang hebat,maka harus terjadi kombinasi faktor-faktor lingkungan yang tepat dan penyebaran secara terus menerus ataupun secara berulang-ulang dan dengan frekuensi yang tinggi, meliputi areal yang luas. Bahkan dalam suatu lahan kecil yang mengandung patogen, tumbuhan hampir tidak pernah menderita penyakit yang berat hanya karena satu kondisi yang menguntungkan.

Serangan patogen ini tiap tahun semakin meningkat, gangguan tersebut belum dapat dikendalikan secara optimal sehingga mengakibatkan kerugian yang cukup besar baik berupa kehilangan hasil, menurunkan mutu, terganggunya kontinuitas produksi, serta penurunan pendapatan petani. Oleh karena itu, di masa depan diperkirakan gangguan OPT akan semakin kompleks, yang antara lain akibat perubahan fenomena iklim global yang berpengaruh terhadap pola musim/cuaca lokal yang sangat erat kaitannya dengan perkembangan OPT.

Dalam ilmu manajemen, peramalan termasuk dalam unsur perencanaan, dan perencanaan merupakan bagian yang terpenting dalam manajemen. Karena itu peramalan merupakan bagian yang sangat penting dalam proses pengambilan keputusan untuk suatu tindakan. Peramalan OPT adalah kegiatan yang diarahkan untuk mendeteksi dan memprediksi populasi/serangan OPT serta kemungkinan penyebaran dan akibat yang ditimbulkan dalam ruang dan waktu tertentu. Peramalan OPT merupakan bagian penting dalam program dan kegiatan penerapan PHT dalam kegiatan perencanaan ekosistem yang tahan terhadap gangguan OPT (budidaya tanaman sehat).

Sasarannya antara lain untuk (1) menduga kemungkinan timbulnya OPT, (2) mendeteksi dan memprediksi populasi/serangan dan kerusakan yang ditimbulkan OPT berdasarkan hasil pengamatan terhadap komponen-komponen yang berpengaruh di lapang, serta (3) menduga kerugian atau kehilangan hasil akibat gangguan OPT.

Tujuannya yaitu memberikan informasi tentang populasi, intensitas serangan, luas serangan, penyebaran OPT pada ruang dan waktu yang akan datang. Informasi tersebut sebagai dasar untuk menyusun perencanaan, saran tindak pengelolaan atau penanggulangan OPT sesuai dengan prinsip, strategi dan teknik PHT. Dengan demikian diharapkan dapat memperkecil resiko berusaha tani, populasi/serangan OPT dapat ditekan, tingkat produktivitas tanaman pada taraf tinggi, menguntungkan dan aman terhadap lingkungan.

Agar dapat melakukan peramalan maka diperlukan variabel-variabel tertentu. Untuk penentuan variabel-variabel tersebut dilakukan melalui serangkaian proses kegiatan yang terdiri atas kegiatan kajian lapang yang intensif dan ekstensif, pengumpulan data secara historis (runtun-waktu), laporan PHP, surveillance dan monitoring serta informasi lainnya. Selanjutnya dari kegiatan–kegiatan tersebut akan dapat dipelajari tentang karakteristik OPT yang menjadi variabel (faktor kunci) peramalan seperti tercantum pada Tabel 1.

Tabel 1. Variabel yang digunakan dalam model peramalan OPT

Variabel yang menjelaskan

(independent)

Variabel yang dijelaskan

(dependent)

Populasi OPT, populasi musuh alami, intensitas serangan OPT, komposisi varietas, komposisi vegetasi, komposisi stadia tanaman, luas tanam, luas serangan, tindakan pengendalian, cara budidaya tanaman, dan iklim.

Populasi OPT, intensitas serangan, luas serangan, dan kehilangan hasil.

Berdasarkan musim (kemarau & hujan) serta data luas serangan tahun lalu, luas serangan penyakit bulai dapat diramalkan dengan menggunakan pendekatan matematis sebagai berikut :

· Musim Kemarau

Model 1 : Peramalan luas serangan pada musim kemarau

a. Log Y = 0,385 + 0,365 Log (X1) ± 0,09; (R2 = 0,19)

b. Log Y = 0,172 + 0,174 Log (X1) + 0,539 Log (X2) ± 0,08;

(R2 = 0,42)

Model 2: Peramalan luas serangan pada musim hujan

a. Log Y = 0,640 + 0,546 Log (X1) ± 0,11; (R2 = 0,19)

b. Log Y = 0,452 + 0,313 Log (X1) +0,358 Log (X2) ± 0,11;

(R2 = 0,26)

Keterangan Model 1 dan 2 :

Y = Ramalan luas serangan yang akan terjadi pada musim yang akan datang.

X1 = Luas serangan yang terjadi pada 1 musim yang lalu.

X2 = Luas serangan yang terjadi pada 2 musim yang lalu.

Contoh Model 1 yang diterapkan pada model b:

Ramalan KLTS penyakit bulai pada tanaman jagung Musim Kemarau 2003. Dilaporkan KLTS MH 2002/2003 seluas 10 ha dan KLTS MK 2002 seluas 100 ha. Maka dapat diramalkan:

Log Y = 0,172 + 0,174 Log (X1) + 0,539 Log (X2) ± 0,08

Log Y = 0,172 + 0,174 Log (10) + 0,539 Log (100)

Log Y = 0,172 + 0,174 (1) + 0,539 (2)

Log Y = 0,172 + 0,174 + 1,078 = 1,424

Jadi Ramalan KLTS Musim Kemarau 2003 = 10 1,424 = 26,5 ha,

Minimum = 10 (1,424-0,08) = 10 1,344 = 22,1 ha, dan

Maksimum = 10 (1,424+0,08) = 10 1,504 = 31,9 ha.

Model peramalan yang telah dikembangkan tentunya masih belum sempurna karena masih banyak komponen sebagai faktor kunci yang belum diketahui. Oleh karena itu agar model peramalan mempunyai akurasi yang tinggi maka masih diperlukan evaluasi lapang serta penyesuai dengan spesifik lokasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar