Selamat datang Di Blog Si keceng

sebuah kata yang akan terukir
ternyata setelah aq berpir bisa untuk membuat blog akhirnya aq bisa

maka jgnlah kamu berpikir tidak bisa dulu niscaya kamu akan tidak bisa.....sepakat toooh

Kamis, 15 Juli 2010

HUBUNGAN EPIDEMIOLOGI DENGAN ILMU kesehatan

HUBUNGAN EPIDEMIOLOGI DENGAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Epidemiologi berakar dari pemikiran, pertama kali diutarakan lebih dari 2000 tahun yang lalu oleh Hippocrates dan lain-lain, bahwa faktor-faktor lingkungan dapat mempengaruhi kejadian penyakit. Namun, baru pada abad 19 distribusi pada kelompok-kelompok populasi manusia yang spesifik itu diukur secara luas. Karya ini menandai tidak hanya awal dari epidemiologi secara formal, tetapi juga beberapa pencapain yang amat hebat; sebagai contoh, penemuan John Snow yang mengatakan bahwa risiko terjadinya kolera di London itu berhubungan antara lain dengan penyaluran air minum yang dilakukan oleh sebuah perusahaan tertentu. Penelitian-penelitian epidemiologic dari John Snow tersebut merupakan salah satu aspek dari sebuah rangkaian penelitian yang amat panjang yang melibatkan sebuah uji fisik, kimi, biologi, sosiologi dan proses-proses politik.

Istilah epidemiologi berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari:

Epi : atas, pada

Demos : rakyat

Logo : ilmu

maka epidemiologi sebenarnya berarti ilmu mengenai hal-hal yang terjadi pada rakyat. Ruang lingkup epidemiologi yang semula mempelajari penyakit menular lambat laun diperluas, sehingga epidemiologi menjadi ilmu yang mempelajari faktor-faktor yang menentukan frekuensi dan distribusi penyakit pada rakyat. Bila ilmu kedokteran klinik mempelajari penyakit pada individu, epidemiologi mempelajari penyakit dan lain keadaan yang berhubungan dengan kesehatan masyarakat.

Ex: Penyakit malaria yang disebabkan oleh protozoa obligat intraseluler dari genus Plasmodium. Penyakit malaria dapat ditularkan secara langsung melalui transfuse darah/jarum suntik yang tercemar darah serta dari Ibu hamil kepada bayinya.

Sasaran penelitian di bidang epidemiologi adalah populasi manusia. Sebuah populai dapat dibatasi menurut wilayah geografi atau cara-cara lainnya. Di bidang kesehatan masyarakat yang luas lagi, epidemiologi digunakan untuk berbagai keperluan. Penelitian-penelitian di bidang epidemiologi yang dilakukan pada masa lampau banyak berkaitan dengan kausa-kausa (etiologo) penyakit-penyakit menular, dan kegiatan tersebut masih tetap esensial, karena dapat mengarahkan kepada identifikasi dari metode-metode pencegahan penyakit. Dalam hal ini, epidemiologi adalah ilmu kedokteran dasar yang memepunyai tujuan meningkatkan kesehatan populasi masyarakat.

Sebab-akibat (kausa) dari beberapa penyakit dapat bersumber semat-mata dari faktor-faktor genetic. Sebagai contoh adalah phenylketonuria. Namun, penyakit lebih sering terjadi sebagai hasil interaksi antara faktor-faktor genetic dan faktor-faktor lingkungan. Dalam konteks ini, lingkungan secara garis besar didefinisikan sebagai semua faktor-faktor biologis, kimia, fisik, psikologis serta faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kesehatan. Perilaku dan gaya hidup mempunyai peran yang amat besar di dalam hubungan ini, dan epidemiologi semakin digunakan secara luas guna mempelajari pengaruh perilaku dan intervensi preventif melalui promosi kesehatan. Epidemiologi juga berkaitan dengan perjalanan atau outcome (riwayat alamiah) penyakit-penyakit secara individual dan kelompok.

Epidemiologi sebenarnya memberikan dukungan yang amat besar bagi ilmu kedokteran pencegahan dan ilmu kedokteran klinik. Sering kali epidemiologi digunakan untuk menggambarkan status kesehatan dari kelompok-kelompok penduduk tertentu. Pengetahuan tentang beban-beban penyakit yang terjadi pada populasi-populasi itu amat esensial untuk perumusan kebijaksanaan kesehatan. Hal tersebut memerlukan adanya pemanfaatan sumber-sumber terbatas agar dapat memperoleh hasil terbaik yang paling memungkinkan, yaitu dengan cara mengidentifikasikan program-program kesehatan prioritas untuk pencegahan dan perawatan penyakit.

Dalam epidemiologidipelajari distribusi penyakit dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dalam kaitan ini epidemiologi tidak dapat di pelajari sendiri karena timbulnya penyakit berhubungan dengan faktor-faktor yang ada dalam host, agent dan environment (inang, patogen, dan lingkungan). Proses interaksi iu terjadi dalam ruang dan berjalan dalam kurun waktu terentu. Faktor-faktor lingkkungan fisik (tanah, pengairan, cuaca, kelembaban nisbi, sinar matahari) dan ulah manusia yang ikut mempengaruhi arah interaksi tersebut.

Pada permulaan terjadinya serangan hanya satu tanaman saja yang terinfeksi suatu pathogen, kemudian pathogen itu menginfeksi tanaman lain. Bila yang ditanam inang yang sangat rentan, pathogen sangat agresif, dan cuaca membantu, dengan cepat pathogen tersebut akan mengnfeksi tanaman lainnya yang masih sehat, artinya dalam Sebaliknya bila yang ditanam varietas yang tahan, sifat pathogen tidak agresif, cuaca kurang membantu, pathogen akan memelukan waktu lama unuk menginfeksi tanaman-tanaman yang masih sehat. Jadi infeksi tersebut dapat melaju dengan cepat atau lambat. Laju infeksi sesuatu penyakit dapat diukur secara kuantitatif, tergantung dari sifat pathogen itu sendiri, reaksi tanaman inang pengauh cuaca dan ulah manusia yang mengelola tanaman tersebut.

Kondisi pertumbuhan tanaman sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungannya. Tanah yang subur dengan pengolahan yang baik dan pemberian pupuk yang cukup dan seimbang akan menjamin pertumbuhan tanaman yang sehat. Tanaman sehat lebihmampu menahan serangan berbagai pathogen. Sebaliknya tanaman akan merana dan tidak mampu melawan serangan pathogen bila kondisi lingkungannya buruk. Perkembangan pathogen tidak hanya dipengaruhi oleh kondisi tanaman inangnya, tetapi juga oleh lingkungannya.

Misalnya kelembaban nisbi yang tinggi dan suhu yang cocok merupakan kondisi yang baik bagi perkembangan sesuatu spesies patogen. Faktor manusia sebagai pengelola tanaman tersebut dapat mempengaruhi ketiga vaiabel tadi. Ia dapat memilih jenis tanaman apa yang akan diusahakan, memilih waktu menanam untuk menghindari terjadinya serangan pathogen, mengelola tanaman selamanya pertumbuhannya, mengusahakan lingkungan pertanaman yang akan mengurangi serangan pathogen, mencegah perkembangan penyakit dengan perlakuan petisida dan lain-lain. Sebaliknya ketiga variable tersebut akan mempengaruhi tindakan apa yang harus ditempuhnya agar usahanya berhasil.

Untuk memperdalam pengetahuan terhadap ketiga faktor ini epidemiologi perlu bantuan kerjasama berbagai disiplin ilmu lainnya. Misalnya:

- Dalam faktor host, perlu pengetahuan tentang tubuh manusia (fisik dan mental) dimana:

- keadaan fisiologi akan berhubungan dengan Ilmu Fisiologi

- keadaan organ tubuh --------------- Potologi

- keadaan fisik--------------- Biologi

- Dalam faktor agent perlu pengetahuan tentang sifat-sifat agent penyebab terjadinya penyakit:

- sifat fisik ---------------- Ilmu fisika

- sifat biologis -------------------- Mikrobiologi

- sifat kimiawi ------------------- Ilmu kimia

- Dalam faktor linngkungan

- linkungan fisik ------------ Geologi, Geografi, Fisika

- lingkungan social -------------- Ilmu Sosial Politik

- lingkungan ekonomi --------------- Ilmu Ekonomi

Dengan demikian nampak bahwa epidemologi tidak dapat melepaskan diri dengan bidang ilmu lainnya. Dalam bidang kedokteran, epidemologi berhubungan erat dengan ilmu-ilmu mikrobiologi, parasitologi, patologi, virology, dan ilmu-ilmu laboratorium/preklinik lainnya. Dan tidak terkecuali hubungannya dengan ilmu-ilmu penyakit/klinik seperti ilmu penyakit dalam ilmu bedah dan lainnya.

Epidemiologi sebegai suatu metode ilmiah berperan dalam penelitian sehinga tidak dapat melepaskan diri dalam kaitannya dengan statistic matematika, dan untuk menganalsis masalah-masalah yang berkaitan dengan penerapan strategi pencegahan dan pemberantasan penyakit, epidemiologi memerlukan masukan dari ilmu-ilmu social, antropologi dan ilmu ekonomi.

Oleh karena epidemiologi menganalisis perkembangan penyakit sebagai hasil interaksi antara kedua populasi inang-patogen dalam keadaan lingkungan tertentu, maka epidemiologi itu menggunakan prinsip-prinsip ekologi untuk menjelaskan proses ineraksi tersebut antara lain pengertian tentang ekosistem alamiah, agroekosistem, keragaman, suksesi, stabilitas, subsidi energi, berbagai bentuk interaksi, populasi dengan sifat-sifatnya, dan lain-lain.

Epidemiologi memerlukan analisis kuantitatif proses interksi tersebut. Proses interaksi antara populasi pathogen dengan populasi tanaman inang di bawah pengaruh faktor-faktor lingkungan tunduk kepada prinsip-prinsip matematik, maka dengan pertolongan analisis dan model-model matematik, proses interaksi yang komplek tersebut dapat diterangkan.

Bioekologi dan etiologi pathogen juga diperlukan. Disamping itu diperlukan pengetahuan tentang dasar-dasar genetika. Klimatologi dan agronomi tanaman juga harus dikuasai untuk memahami proses epidemiologi penyakit.

Dengan demikian tampak bahwa sebagai ilmu yang berkembang epidemiologi sangat terbuka untuk menerima masukan dari disiplin ilmu lainnya. Akibatnya, epidemiologi dapat bergandengan tangan dengan berbagai disiplin ilmu bahkan dalam aplikasinya. Epidemiologi lebih merasa sempurna bila bersama denngan ilmu lainnya. Misalnya dlam penerapan epidemiologi di klinik dikenal adanya Epidemiologi klinik. Dan dengan Epidemiologi Klinik tampak epidemiologi tampak berkembang kemampuan metodologiknya dengan mendapat masukan dari berbagai ilmu-ilmu klinik dalam dunia kedokteran.

Daur penyakit melibatkan terjadinya perubahan pada tumbuhan dan gejala tumbuhan dan juga perubahan yang terjadi pada pathogen dan lama periode dalam satu musim tanam dan dari satu musim tanam ke musim tanam berikutnya. Kejadian-kejadian utama yang terjadi dalam satu siklus penyakit adalah inokulasi, penetrasi, pembentukan infeksi, kolonisassi (invasi), pertumbuhan dan reproduksi pathogen, pemencaran pathogen, dan daya bertahan hidup pathogen dalam keadaan tanpa inang, yaitu keadaan pathogen setelah musim gugur atau setelah musi panas.Inokulasi adalah terjadinya kontak antara pathogen dengan tumbuhan.

Patogen mempenentrasi permukaan tumbuhan secara langsung, melalui lubang-lubang alami, atau melalui luka. Beberapa jenis jamur hanya mempenetrasi dengan satu cara, dan ada jenis lain yang mempenentrasi dengan lebih dari sati cara. Sebagian besar bakteri masuk melalui luka, jarang melalui lubang-lubang alami dan tidak pernah secara langsung. Virus, viroid, mikoplasma dan bakteri fastidious masuk melalui luka yang dibuat vektornya, di samping itu beberapa jenis virus dan viroid mungkin juga masuk melalui luka yang dibuat oleh alat-alat pertanian dan cara-cara lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar