Selamat datang Di Blog Si keceng

sebuah kata yang akan terukir
ternyata setelah aq berpir bisa untuk membuat blog akhirnya aq bisa

maka jgnlah kamu berpikir tidak bisa dulu niscaya kamu akan tidak bisa.....sepakat toooh

Rabu, 07 Juli 2010

hama utama tanaman kubis

HAMA UTAMA PADA KUBIS
Hama utama yang selalu muncul dan menimbulkan kerusakan yang merugikan adalah ulat daun ( Plutella xylostella L.). Hama ini menyerang tanaman kubis disemua daerah penanaman karena selain genus brassica sebagai inangnya juga dapat menyerang genus lain yang satu famili ( Cruciferae ), bahkan beberapa gulma dapat dijadikan inang alternatif bila pertanaman kubis-kubisan tidak ada. Serangga dewasa berupa ngengat kecil warna coklat kelabu. Telurnya kecil, putih kekuningan diletakkan pada permukaan bawah daun dalam kelompok 10 - 20 butir atau 3 - 4 butir. Larva terdiri atas empat instar. Tingkat kerusakan tergantung pada instar larva yang menyerang, semakin besar larva yakni pada instar 3 dan 4 bila populasi tinggi semakin berat kerusakan yang diakibatkan dengan memakan seluruh daun kecuali tulang daun pada tanaman yang belum membentuk krop. Pada populasi tinggi larva juga dapat menyerang krop bila ulat krop sebagai pesaingnya tidak ada. Selain ulat daun hama utama lain yang sama pentingnya adalah ulat krop ( Crocidolomia binotalis Zell ). Kehadiran hama ini seakan bertujuan untuk melanjutkan serangan ulat daun yang umumnya hanya menyerang tanaman muda, sedangkan ulat krop melanjutkan setelah tanaman mulai membungkus ( bulatan mulai terbentuk ). Serangga dewasa adalah berupa ngengat warna krem keputihan. Tiap ngengat betina dapat meletakkan telur 55 - 285 butir pada bagian bawah permukaan daun. Telur menetas setelah 4 - 6 hari. Larva terdiri atas lima instar yang biasanya hidup bergerombol. Larva ( ulat ) pada awalnya memakan lapisan daun bagian bawah dan menyisakan lapisan epidermis pada permukaan atas daun. Larva yang pada mulanya bergerombol akan berpencar setelah instar ketiga dan melanjutkan serangan pada daun krop yang lebih dalam dan bisa sampai kepucuk dan menyerang titik tumbuh . Selain kedua hama utama tersebut diatas yang juga perlu diwaspadai muncul pada fase tanaman muda adalah ulat tanah ( Agrotis ipsilon ). Hama ini biasanya menyerang tanaman pada umur 0 - 25 hari setelah tanam. Sedangkan jenis ulat krop lainnya yaitu ulat krop bergaris ( Hellula undalis ) yang biasanya menyerang pada musim kering


Cara Pengendalian
Berbagai cara dapat dilakukan dalam pengendalian hama kubis. Namun secara hukum berdasarkan Undang - Undang budidaya tanaman No. XII tahun 1992 pengendalian hama harus dilakukan secara terpadu (PHT), yakni mengurangi atau bahkan meniadakan pengendalian secara kimiawi kecuali pengendalian secara kultur teknis telah dilakukan terlebih dahulu dan penggunaan bahan kimia selalu berdasarkan ambang ekonomi setiap jenis hama. Cara - cara pengendalian kultur tehnis yang dapat dilakukan antara lain:
1. Tumpang sari tomat dengan kubis. Dengan menanam tomat terlebih dahulu, diharapkan aroma tanaman tomat tidak disenangi oleh ngengat Plutella xylostella. Cara dan jarak tanam dapat diatur berselang seling dengan populasi kubis sebagai tanaman pokok harus lebih banyak dibanding tomat.
2. Pengaturan waktu tanam, perlu disesuaikan pada setiap daerah berdasarkan pada musim kemarau dan musim penghujan karena didaerah tertentu pada musim hujan umumnya serangan P. xylostella dan C. binotalis tidak terlalu berat, bahkan bisa terhindar.
3. Pengendalian secara mekanik, dengan mengumpulkan kelompok telur kemudian dimusnahkan.
4. Penanaman tanaman perangkap dan musuh alami, yaitu dengan menanam famili kubis - kubisan seperti sawi atau untuk pengembangan parasitoid Diadegma sp sebagai musuh alami yang dapat memparasit larva. Setelah melakukan pengendalian dengan teknis budidaya tersebut diatas dan masih ditemukan populasi dan serangan hama yang merugikan maka penggunaan insektisida dapat dilakukan dengan berdasarkan Ambang Kendali ( AK) dari hasil pengamatan pada 10 sampel tanaman tiap 0,2 Ha tanaman atau 50 sampel per hektar tanaman yang diambil secara diagonal ataupun bentuk U pada hamparan pertanaman dengan nilai AK sementara sebagai berikut: Ulat daun 5 ekor larva per 10 sampel. Ulat krop 3 kelompok telur per 10 sampel. Bila setelah melakukan pengamatan ditemukan populasi seperti tersebut diatas maka pengendalian dengan insektisida dapat dilakukan, tetapi untuk menjaga kelestarian musuh alami khususnya Diadegma semiclausum dianjurkan menggunakan insektisida selektif yang berbahan aktif bakteri ( insektisida mikroba ) antara lain Dipel, Thuricide, Bactospeine, Turex dan sebagainya atau insektisida kimia dengan bahan aktif Sipermetrin ( Cymbush 50 EC, Fenom 50 EC) , Klorfuazuron ( Atabron 50 EC ), Kartap Hidroklorida ( Padan 50 SP ), Imidakloprid ( Winder 25 WP ) dan sebagainya. Untuk menghindari terjadinya resistensi atau kekebalan pada hama ulat daun dan ulat krop perlu dilakukan pergiliran penggunaan kelompok bahan atau jenis insektisida

Tidak ada komentar:

Posting Komentar