Selamat datang Di Blog Si keceng

sebuah kata yang akan terukir
ternyata setelah aq berpir bisa untuk membuat blog akhirnya aq bisa

maka jgnlah kamu berpikir tidak bisa dulu niscaya kamu akan tidak bisa.....sepakat toooh

Selasa, 06 Juli 2010

asrama

I. PENDAHULUAN

1.1 Tinjauan Pustaka

Sudah beberapa abad lamanya, kopi menjadi bahan perdagangan, karena kopi dapat diolah menjadi minuman yang lezat rasanya. Dengan kata lain kopi ialah sebagai penyegar badan dan pikiran. Badan yang lemah dan rasa kantuk dapat hilang, setelah minum kopi panas. Lebih - lebih orang yang sudah menjadi pecandu kopi, bila tidak minum kopi rasanya akan capai dan tak dapt berpikir.

Karena kopi menjadi bahan perdagangan, maka dalam menyukseskan pelita ini, perkebunan kopi mendapat kepercayaan dan tugas berat dari pemerintah untuk menghasilkan kopi sebagai bahan ekspor. Sebab dari berbagai penjuru dunia banyak orang yang suka minum kopi, tetapi negaranya tidak menghasilkan, sehingga Negara tersebut harus membeli dari Negara lain. Maka dewasa ini tanaman kopi lebih meluas (AAK, 2002).

Nama kopi sebagai bahan minuman sudah tidak asing lagi. Aroma yang harum, rasanya yang khas nikmat, serta khasiat yang dapat memberikan rangsangan penyegaran badan membuat kopi cukup akrab di lidah dan digemari. Penggemarnya bukan saja bangsa Indonesia, tetapi juga berbagai bangsa seantero dunia.

Bagi petani, kopi bukan hanya sekedar minuman segar dan berkhasiat, tetapi juga mempunyai arti ekonomi yang cukup penting. Sejak puluhan tahun yang lalu kopi telah menjadi sumber nafkah bagi banyak petani. Tanpa pemeliharaan yang berarti pun, tanaman kopi sudah bisa memberikan hasil yang cukup lumayan untuk menambah penghasilan. Apalagi bila pemeliharaan dan pengolahannya cukup baik, pasti usaha ini mendatangkan keuntungan yang berlipat ganda (Najiyati dan Danarti, 2001).

Kopi telah merupakan salah satu bahan minuman rakyat di seluruh dunia, baik di negara - negara produsen maupun di negara - negara impor. Dari perbandingan jumlah produksi dan ekpor impor kopi seluruh dunia dapat diperoleh gambaran bahwa sebagian besar hasil kopi dunia diminum di luar wilayah produsen.

Kopi merupakan suatu komoditi penting dalam ekonomi dunia dan mencapai nilai perdagangan sebesar AS$ 10,3 milyar antara Negara sedang berkembang dan Negara maju. Namun, kopi ialah suatu komoditi yang menderita pada jangka panjang dengan kelebihan penawaran dan jangka pendek dalam kekurangan penawaran. Kopi secara politik juga penting di beberpa Negara sedang berkembang yang tergntung pada kopi untuk sebagian besar dari penerimaan mata uang asing (Spillane, 1990).

Tanaman kopi sedapat mungkin harus dihindarkan dari serngan hama dan penyakit dan gulma. Karena ketiga faktor tersebut dapat menurunkan produksi dan mutu kopi yang dihasilkan. Bahkan akibat serangan hama dan penyakit bisa menyebabkan tanaman tidak mau berbuah sama sekali, atau bahkan sering enyebabkan kematian (Najiyati dan Danarti, 2001).

1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan praktikum kali ini yaitu untuk mengetahui dan menghitung pengaruh intensitas serangan hama dan juga mengenal dan mengidentifikasi hama-hama yang ada pada pertanaman kopi.

II. METODOLOGI

2.1 Alat dan Bahan

2.1.1 Alat

§ alat tulis

§ kertas gambar

2.1.2 Bahan

§ Areal lahan pertanaman kopi

2.2 Cara Kerja

1. Menyiapkan alat dan bahan.

  1. Mengamati seluruh tanaman yang ada dalam 1 areal pertanaman kopi tersebut dengan mengamati intensitas serangan.
  2. Menghitung tanaman yang terserang oleh hama dan yang tidak terserang hama.
  3. Mencatatnya dalam draft acara dan menghitung intensitas serangannya.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Pengamatan

Serangan hama dan penyakit pada kopi merupakan kendala utama dalam meningkatkan produksi kopi. Menyempitnya keragaman genetik tanaman dan usaha peningkatan produksi yang kurang memperhatikan faktor-faktor lingkungan yang menjaga populasi hama, yaitu dengan penggunaan pestisida yang berlebihan, merupakan penyebab meledaknya populasi organisme pengganggu.

Setelah dilakukan pengamatan di lapang mengenai suatu areal pertanaman kopi, didapatkan suatu perhitungan tanaman koipi yang telah terserang oleh hama:

Jumlah tanaman yang ada di areal pertanaman kopi sebanyak 55 tanaman.

Jumlah tanaman kopi yang ada di areal pertanaman kopi tersebut yang terserang hama sebanyak 38 tanaman.

Jadi Intensitas serangan yang pada suatu areal pertanaman kopi tersebut ialah :

= 38 x 100 %

55

= 69,090909 %

Sedangkan untuk jenis-jenis hama utama yang didapat / menyerang tanaman kopi tersebut ialah :

1. Ordo : Hemiptera

Famili : Pseudococcidae

Spesies : Pseudococcus citri

2. Ordo : Hemiptera

Famili : Coccidae

Spesies : Coccus viridis sp.

3.2 Pembahasan

Di beberapa perkebunan kopi banyak dikenal gangguan-gangguan tanaman kopi yang sangat merugikan. Gangguan-gangguan tersebut kebanyakan disebabkan oleh hama dan penyakit, juga disebabkan keadaan sekeliling, yang ada pada umumnya menyerang pada akar batang, ranting, bungan dan buah.

Usaha untuk menghindarkan tanamn kopi dari serangan hama dan penyakit harus dilakukan sedini mungkin dengan cara mencegah timbulnya serangan. Pengendalian hama dan penyakit bisa dilakukan melalui tiga cara yaitu : cara mekanis misalnya dengan pemangkasan, cara biologis misalnya dengan memelihara musuh alaminya, serta cara kimia yaitu dengan menggunakan pestisida. Ketiga cara tersebut dilakukan secara terpadu sehingga diperoleh hasil yang memuaskan.

Hama Kutu dompolan (Pseudococcus citri) menyerang tanaman dengan cara menghisap cairan kuncup bunga, buah muda, serta bagian-bagian ranting dan daun yang masih muda. Akibat serangan hama ini, pertumbuhan tanaman terhenti, daun-daun menguning, calon bunga gagal menjadi bunga dan buah rontok. Bila buah yang diserang tidak rontok, maka perkembangannya akan terhambat dan kulitnya berkeriput sehingga kualitasnya rendah.

Kutu dompolan mempunyai cirri-ciri berbentuk bulat lonjong agak pipih. Tubuh larva dan kutu betina ditutupi oleh lilin yang berwarna putih. Kutu jantan tidak ditutupi oleh lilin, tetapi bersayap. Satu ekor kutu bisa menghasilkan telur 50 – 200 ekor. Setelah 4 – 5 hari telur tersebut akan menetas menjadi nimfa yang juga berwarna putih dan dapat menyerang tanaman seperti bentuk dewasanya.

Yang muda mengisap cairan buah, daun atau tempat mereka berada. Gerakannya lambat, untuk pertumbuhannya sampai sempurna memerlukan waktu 1 sampai 4 bulan. Yang jantan mempunyai 2 sayap, sedang yang betina tidak bersayap selama hidupnya. Dalam satu tahun lahir 2 sampai 4 generasi. Kutu dompolan putih ini bisa menularkan penyakit virus.

Biasanya terdapat pada tanaman jeruk, kopi, dan lain-lain. Serangga ini polyphag (pemakan segala tanaman), tersebar luas di daerah tropis dan subtropis. Kutu ini ada yang hidup di atas tanah dan ada yang di akar. Yang di atas tanah menyerang tunas, daun, buah, tangkai bunga, tangkai buah, batang, dan lain lain. Musuh alami: Beberapa jenis tumbuhan menjadi parasitnya, di antaranya yaitu : Coccophagus gurneyi Compere dan Tetracnemus pretiosus Timberlake; beberapa jenis predator Cryptolaemus montrouzieri Muls., Scymnus apiciflavus Mits., dan lain-lain. Pengendalian: Dapat disemprot dengan Anthio 33 EC, Azodrin 60 WSC, Sevin 85S, Perfekthion, dan lain-lain Secara mekanis, dengan memangkas bagian-bagian yang terserang kemudian dibakar.

Hama yang lainnya ialah Kutu Hijau (Coccus viridis) menyerang tanaman kopi dengan cara mengisap cairan daun dan ranting yang masih hijau sehingga menyebabkan daun menguning dan mengering. Kutu ini biasanya menggerombol dan tinggal pada permukaan bawah daun terutama pada tulang-tulang daun. Merupakan pemakan segala tanaman (Polyphagous), tersebar di daerah tropis dan subtropis, di antaranya Indonesia.

Kutu hijau yang sudah dewasa berbentuk bulat telur dengan panjang 2,5 – 5 mm, tubuhnya dilindungi oleh perisai yang agak keras dan berwarna hijau muda sampai hijau tua. Kutu ini juga mnegluarkan cairan madu sehingga disukai oleh semut. Yang hidup pada tunas muda badannya lebih besar dan lebih cembung daripada yang hidup pada daun. Yang hidup pada tanaman kurus biasanya berukuran kecil.

Kutu hijau ini ovovivipar, telur diletakkan di bawah betinanya dan akan menetas beberapa jam kemudian. Jumlah telur bisa mencapai 500 butir. Setelah menetas nimfa tetap tinggal beberapa hari di bawah badan induknya, yang kemudian menetap di bawah permukaan daun, tunas dan buah. Sesudah mulai bertelur yang betina tetap tinggal ditempat sampai mati. Perkembangan dari telur di dataran rendah lebih kurang 45 hari sedang di tempat yang lebih sejuk sekurang-kurangnya 65 hari.

Walaupun yang menetas banyak tetapi yang dapat terus hidup tak seberapa. Yang jantan jarang atau tak ada, maka reproduksinya boleh dikatakan dilakukan secara partenogenesis. Kutu hijau ini selalu dikunjungi semut yang dapat melindunginya dari predator. Dengan perlindungan semut tertentu perkembangannya lebih pesat. Kutu hijau ini terutama banyak terdapat di dataran rendah dan udara kering. Mencapai jumlah yang terbanyak pada akhir musim kering, dan jumlahnya akan berkurang pada waktu mulai musim hujan karena timbulnya cendawan patogen.

Tanaman inangnya mula-mula diketahui kopi, kemudian jeruk, teh, mangga, jambu biji, jambu air, cengkeh, dan lain-lain. Musuh alami Lembing dari genus Chilocorus merupakan predator yang penting. Beberapa jenis tabuhan Hymenoptera menjadi parasit kutu sisik hijau ini. Selain itu masih ada musuh yang penting yaitu cendawan parasit, di antaranya Cephalosporium lecanii. Cendawan ini efektif pada waktu musim hujan dan akan membunuh koloni kutu sisik hijau dalam waktu yang singkat. Cendawan berwarna putih dan akan menyelimuti kutu sisik. Cendawan yang lain yaitu Entomophthora sp. yang akan menyebabkan kutu menjadi hitam atau merah oranye atau coklat tua. Pengendalian Karena Kutu sisik hijau ini punya hubungan erat dengan semut, maka sebaiknya semut-semut ini juga ikut disemprot pestisida Diazinon, Malathion, dan lain-lain agar jumlahnya berkurang.

Kutu hijau ini dikendalikan melalui 3 cara. Cara kimiawi dan mekanis seperti pengendalian kutu dompolan. Cara biologis dengan melepaskan musuh alaminya. Dengan perbaikan kultur teknis dan penaungan yang cukup, serta cara kimiawi. Adapun gejala serangannya sebagai berikut :

Sedangkan intensitas serangan yang ada pada satu areal pertanaman kopi kali ini sangat berat, hampir semua areal terserang hama Kutu Hijau (Coccus viridis) dan juga Kutu dompolan (Pseudococcus citri). Banyak sekali gejala serangan yang ditimbulkan oleh hama-hama tersebut, diantaranya menyerang ranting dan cabang, buah maupun bungan. Hal ini diakibatkan karena areal pertanaman kopi tersebut sangat jarang sekali dirawatnya. Sehingga hama-hama sangat sering sekali menyerang pada areal tersebut. Dan juga pengendalian terhadap hama-hama terebut juga sangat jarang dilakukan.

IV. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan juga pembahasan yang telah didapatkan pada praktikum kali ini, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut yaitu :

1. Pengendalian hama dan penyakit bisa dilakukan melalui tiga cara yaitu : cara mekanis misalnya dengan pemangkasan, cara biologis misalnya dengan memelihara musuh alaminya, serta cara kimia yaitu dengan menggunakan pestisida.

2. Hama Kutu dompolan (Pseudococcus citri) menyerang tanaman dengan cara menghisap cairan kuncup bunga, buah muda, serta bagian-bagian ranting dan daun yang masih muda. Akibat serangan hama ini, pertumbuhan tanaman terhenti, daun-daun menguning, calon bunga gagal menjadi bunga dan buah rontok. Bila buah yang diserang tidak rontok, maka perkembangannya akan terhambat dan kulitnya berkeriput sehingga kualitasnya rendah.

3. Kutu Hijau (Coccus viridis) menyerang tanaman kopi dengan cara mengisap cairan daun dan ranting yang masih hijau sehingga menyebabkan daun menguning dan mengering.

4. Sedangkan intensitas serangan yang ada pada satu areal pertanaman kopi kali ini sangat berat, hampir semua areal terserang hama. Hal ini diakibatkan karena areal pertanaman kopi tersebut sangat jarang sekali dirawatnya. Sehingga hama-hama sangat sering sekali menyerang pada areal tersebut. Dan juga pengendalian terhadap hama-hama terebut juga sangat jarang dilakukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar